[Jaya Konstruksi MP] Fw: [gkybsd:664] Good mail to be shared : Nama ku Tek Tan Nio
ganda at jayakonstruksi.com
ganda at jayakonstruksi.com
Wed Apr 1 13:16:38 WIB 2009
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
-----Original Message-----
From: "mail.bit.net.id" <myc at bit.net.id>
Date: Tue, 31 Mar 2009 11:09:52
To: <gkybsd at googlegroups.com>
Subject: [gkybsd:664] Good mail to be shared : Nama ku Tek Tan Nio
masih layakkah kita mengeluh?
Kunjungan Kasih Tek Tan Nio
"Namaku Tek Tan Nio"
artikel & foto: Veronika
_____
* Setiap satu minggu sekali, dengan menggunakan tongkat penyangga, Tek Tan
Nio berkeliling Pasar Bogor untuk menjual keripik dan makanan ringan lainnya
untuk membiayai hidup ia dan mamanya.
"Tidak banyak yang aku harapkan sekarang, aku hanya ingin melihat mamaku
sehat, itu saja."
Sudah beberapa minggu ini, aku tidak bisa tidur nyenyak. Kepala rasanya
sakit sekali seperti ditusuk ribuan jarum tajam yang perlahan menembus
kulit. Setiap malam yang kulakukan hanya membolak-balikkan badan, mengganti
baju yang basah karena keringat, dan setiap satu jam sekali rutin melongok
kondisi mama yang tengah tertidur. Lelah sekali! Jika sudah tidak kuat
menahan sakit, aku pun terpaksa minum obat tidur, agar badan ini bisa
sedikit beristirahat.
_____
Kondisi kaki mama yang terus membengkak telah menyita seluruh pikiranku.
Belum lagi kalau sesak napas mama kambuh, rasanya ingin sekali menggantikan
penderitaannya.. Sudah tidak bisa diungkapkan, betapa aku sangat
menyayanginya melebihi apapun.
Lembaran Kisah Hidupku
Namaku Tek Tan Nio, lahir di Bogor, 11 November 1944, dari rahim Tek Cui
Nio, seorang ibu yang sangat luar biasa, karena berhasil membesarkan aku dan
kelima saudaraku tanpa figur seorang suami (Tan Ceng Yat -red) di
sampingnya.
Sejak papa meninggal karena tifus, mama berjualan makanan untuk bisa
menghidupi dan membesarkan kami. Pagi-pagi benar beliau sudah memasak. Mulai
dari membuat sate manis, sayur asin, hingga ayam goreng. Sedikit pun tidak
pernah terdengar oleh kami dia mengeluh.
Hari berganti hari, tahun berganti tahun, kini kondisi mama tidak lagi
sekuat dulu. Sedangkan kami tetap membutuhkan uang untuk biaya sekolah dan
hidup. Akhirnya, aku yang terbiasa membantu mama berdagang, memutuskan untuk
mencari uang lebih dengan mengajar bahasa Mandarin.
Sudah lama aku mencintai bahasa ini. Bahkan untuk melancarkannya aku sering
mengajak ngobrol teman, tetangga, sampai seluruh hewan peliharaanku dengan
menggunakan bahasa Mandarin. Semangat tinggi ini tidak sia-sia. Meskipun
hanya lulus SMA, sekitar tahun 1950 hingga 1966, aku dipercaya untuk menjadi
lao shi (guru) bahasa Mandarin di Zhen Zhong Xue Xio, dan Sekolah Pacung,
Mangga Besar. Melalui dua sekolah tersebut, aku mendapatkan banyak teman.
Aku yang senang bergaul, juga cepat sekali akrab dengan seluruh
murid-muridku.
Karena kedekatan tersebut, salah satu orangtua murid memberikan kepercayaan
untuk membantu menjual berlian miliknya. Awalnya aku tidak menyangka akan
diberikan kepercayaan sebesar ini, apalagi jumlah berliannya tidaklah kecil,
hampir satu toples penuh. Hasil penjualannya juga tidak langsung disetorkan,
tapi setiap empat bulan atau enam bulan sekali.
Ket: - Cobaan datang silih berganti dalam kehidupan Tek Tan Nio, namun tidak
membuat dia merasa putus asa. Sebaliknya,
dia menjadi semakin bersemangat untuk terus melanjutkan
kehidupannya. (kiri)
- Tek Tan Nio tidak ingin dirinya dikasihani. Walaupun kakinya
mengalami pengeroposan tulang, namun ia tetap
semangat berjuang untuk bisa membahagiakan Tek Cui Nio (85),
mamanya. (kanan)
Dua pekerjaan sekaligus aku jalani. Menjadi guru dan penjual berlian, secara
otomatis telah mendongkrak kehidupan ekonomi keluargaku. Namun sayang, di
balik itu banyak sekali cobaan yang hampir saja membunuh jiwa dan ragaku.
Materi terkadang dapat membuat orang gelap mata. Suatu ketika, saat aku
kembali ke rumah sehabis bekerja, tiba-tiba kutemukan mama tengah menangis.
Matanya yang teduh itu membengkak, dia terlihat sangat shock dan stres.
Ternyata, tanpa sepengetahuan mama, salah satu adikku telah mengadaikan
rumah kami ke bank, dan pihak bank datang untuk memberitahukan bahwa jatuh
tempo pinjaman tersebut sudah hampir habis. Kalau pinjaman sebesar 85 juta
tersebut tidak segera dilunasi, maka rumah ini akan segera disita oleh bank.
Darimana kami bisa mencari uang sebanyak 85 juta dalam waktu singkat? Hal
itu langsung berputar di kepalaku. Uang 85 juta itu tidak pantas membuat
mama meneteskan air matanya. Uang itu juga tidak boleh merusak hatinya yang
lembut. Aku berjanji, demi mama aku akan mempertahankan rumah ini, dan atas
nama mama, aku meneguhkan hati untuk berjuang.
Segala upaya aku lakukan. Tidak hanya mengajar, aku juga mulai membuat
makanan kecil dan menititpkannya ke kantin sekolah, atau menjualnya sendiri
ke rumah-rumah sehabis bekerja. Lelahnya bekerja sejak pukul 5 pagi hingga
larut malam, tidak lagi kurasakan. Aku pun tidak pernah lupa bersujud
memohon kepada Tuhan, untuk meminta kekuatan agar bisa menjalani semua ini.
Akhirnya pinjaman itu berhasil kami lunasi. Rasa syukur itu terasa sangat
luar biasa karena wajah mendung mama kini sudah berubah menjadi cerah.
Baru saja kami sedikit bernafas lega, tiba-tiba cobaan kembali datang.
Sekitar tahun 94, rumah kami kemalingan, dan A Yi (sebutan untuk kakak dari
ibu -red) juga terbunuh dalam kejadian itu. Semua berlian dagangan ludes
tercuri, dan yang paling menyakitkan kami harus merelakan A Yi, yang selalu
setia membantu. Jujur, betapa rapuhnya aku kala itu. Rasa takut, kecewa, dan
putus asa semua bercampur menjadi satu. Melihat mama yang terus menangis
kala mengingat A Yi, membuat hati ini semakin teriris.
Ket: - Untuk mengurangi rasa nyeri dilututnya, Tek Tan Nio memberikan perban
di lututnya sebelum pergi keluar rumah.
(kiri)
- Setiap bulannya, Tek Tan Nio mendapatkan penghasilan sebesar lebih
kurang 500.000 rupiah yang hanya cukup
untuk makan sehari-hari ia dan mamanya. (kanan)
Belum kering air mata ini, tiba-tiba saja adikku Tek Mei Lan divonis
menderita ginjal oleh dokter.. Dengan sangat terpaksa akhirnya kami pun
menjual sisa-sisa barang yang masih berharga, dan menggunakan uang deposito
yang selamat dari kemalingan untuk mengobati adik, sampai akhirnya dia
dipanggil Yang Maha Kuasa.
Rasanya telah habis daya ini untuk melewati cobaan yang tidak berujung.
Sering juga aku ingin mengakhiri hidup, tapi tatapan lembut mama selalu
memberi semangat baru untukku. Ujub-ujub doa (doa khusus -red) yang aku
panjatkan telah memberikan kekuatan yang tiada terkira, dan membuatku
bertahan hingga saat ini.
Di umurku yang memasuki 65 tahun, aku masih terus berjuang. Dengan bantuan
tongkat penyangga kaki, setiap tiga kali seminggu aku menjajakan kerupuk,
keripik singkong, chesse stick, dan makanan ringan lainnya ke daerah sekitar
rumah dan Pasar Bogor. Semua ini kulakukan untuk membiayai hidupku dan mama,
karena tidak mungkin aku menyusahkan saudara-saudaraku yang juga hidup dalam
keterbatasan ekonomi.
Empat tahun lalu, aku sudah mulai merasakan sakit di kaki sebelah kanan.
Namun karena tidak ada biaya aku menyepelekannya, hingga rasa sakit itu
semakin hari menjadi semakin parah. Akhirnya dengan bantuan dana dari
beberapa murid, aku pun memeriksakan diri. Menurut dokter, aku mengalami
pengeroposan tulang, dan jatuh yang pernah kualami telah memperparah kondisi
tersebut. Tulangku sudah retak dan rasanya seperti menusuk ke daging kakiku.
Oleh sebab itu, hingga kini aku membutuhkan tongkat penyangga untuk
berjalan, karena aku sudah tidak kuat lagi berdiri di atas kedua kakiku.
Tidak hanya itu saja, dokter juga menjelaskan bahwa ada pembengkakan di
jantungku. Ia menjelaskan hal tersebut adalah alasan mengapa aku sering
sekali berkeringat (kurang lebih lima kali berganti baju setiap harinya,
karena basah -red). Sebenarnya dokter sudah melarang untuk terlalu sering
berjalan, tapi kalau aku tidak berjualan siapa yang akan memberi makan mama?
Cuma ini yang bisa saya lakukan untuk berbakti sama mama.
Ket: - Tidak hanya pengeroposan tulang, Tek Tan Nio juga mengalami
pembengkakkan jantung yang membuat ia selalu
berkeringat. Dalam satu hari, dia bisa berganti baju hingga lima
kali karena keringatnya yang berlebih. (kiri)
- Betapa besar bakti seorang anak kepada ibunya dapat kita contoh dari
sikap Tek Tan Nio yang sangat mencintai
ibunya yang berumur 85 tahun, dan tengah sakit-sakitan. (kanan)
Setiap hari, aku dan mama bergantung kepada uang hasil berdagang makanan
ringan yang aku dapatkan. Aku akui, kalau hanya untuk makan dan membayar
listrik uang tersebut (lebih kurang 500.000 per bulan) cukup, tapi kalau
mama atau aku sakit, uang itu jauh dari kata cukup.
Walaupun sering mendapatkan bantuan dari beberapa mantan anak murid, aku
tetap tidak ingin terus-menerus menyusahkan mereka. Saat ini yang aku
pikirkan hanyalah kesehatan mama, karena menurut dokter mama juga tengah
mengalami pembengkakan jantung.
Cobaan yang datang silih berganti tidak hanya membuat aku tangguh, tapi juga
semakin menambah rasa cintaku yang besar kepada mama. Mama yang buat aku
jadi semangat, kalau tidak ada mama, aku pasti sudah putus asa. Semangat
untuk terus berjuang tidak hanya aku dapatkan dari mama, namun juga dari
beberapa mantan murid-muridku, teman-teman lama, dan sekarang bertambah
dengan hadirnya para relawan Tzu Chi. Karena ada Tzu Chi yang mendukung,
rasanya menjadi lebih bersemangat untuk terus berjuang hingga titik darah
penghabisan.
No virus found in this incoming message.
Checked by AVG - www.avg.com
Version: 8.0.238 / Virus Database: 270.11.31/2029 - Release Date: 03/30/09
17:56:00
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
Pesan dari Administrator Milis GKY BSD :
1. Untuk mendapatan informasi rutin, seperti : WARTA, MIMBAR, FORUM DISKUSI, KALENDAR KEGIATAN serta ARTIKEL LAINNYA, silahkan mampir ke http://www.gkybsd.org
2. Fasiitas milis ini disediakan dengan tujuan sebagai media komunikasi dan pertukaran informasi sesama anggota komunitas GKY BSD. Kiranya informasi yang dibagikan disini adalah informasi yang berguna, bernilai tambah dan dapat menjadi berkat bagi anggota komunitas GKY BSD..
3. Bagi jemaat GKYBSD lainnya yang belum menjadi anggota milis ini - anda bisa mengundangnya dengan memintanya untuk mengirim email kosong ke gkybsd-subscribe at googlegroups.com
4. Untuk mengirimkan pesan, kirimkan email ke gkybsd at googlegroups.com
5. Untuk berhenti dari milis ini kirimkan email gkybsd-unsubscribe at googlegroups.com
6. Untuk pilihan lainnya silahkan klik
http://groups.google.com/group/gkybsd
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---
-------------- next part --------------
An HTML attachment was scrubbed...
URL: <http://jayakonstruksi.com/pipermail/milis_jkmp_jayakonstruksi.com/attachments/20090401/b7640359/attachment-0005.html>
-------------- next part --------------
A non-text attachment was scrubbed...
Name: image001.jpg
Type: application/octet-stream
Size: 15830 bytes
Desc: not available
URL: <http://jayakonstruksi.com/pipermail/milis_jkmp_jayakonstruksi.com/attachments/20090401/b7640359/attachment-0001.obj>
More information about the milis_jkmp
mailing list